News & Event

Jenis Baterai Mobil Listrik yang Digunakan Produsen Mobil

NEWS Mar 24th 2024, 11:30 pm

Baterai mobil listrik atau Electric Vehicle (EV) terdiri atas beberapa jenis. Baterai berfungsi mengubah energi kimia yang tersimpan menjadi energi listrik. Satu sel baterai terdiri atas elektroda negatif dan elektroda positif yang terhubung oleh elektrolit. 

Reaksi kimia antara elektroda dan elektrolit menghasilkan listrik. Baterai isi ulang dapat membalikkan reaksi kimia dengan membalikkan arus. Inilah cara pengisian ulang baterai pada mobil listrik. 

 

Apa Saja Jenis Baterai Mobil Listrik?

Penggerak mobil listrik yaitu menggunakan baterai. Terdapat beberapa jenis baterai yang biasa digunakan untuk mobil listrik, yaitu sebagai berikut.

 

1. Lithium-ion (Li-ion)

Baterai lithium-ion saat ini banyak digunakan dalam elektronik portabel seperti ponsel dan laptop. Alasannya karena memiliki energi tinggi dan volume relatif terhadap sistem penyimpanan energi listrik lainnya. Berikut jenis baterai li-ion pada mobil listrik.

  • LFP - Lithium Iron Phosphate (LiFePO4) 
  • NCA - Lithium Nickel Cobalt Aluminum Oxide (LiNiCoAlO2)
  • LTO - Lithium Titanate (Li2TiO3) 
  • LMO - Lithium Manganese Oxide (LiMn2O4) 
  • LCO - Lithium Cobalt Oxide (LiCoO2) 

Jenis baterai ini menggunakan lithium sebagai salah satu komponen kunci dalam pembuatan sel. Baterai li-ion juga memiliki rasio daya terhadap berat yang tinggi, efisiensi energi tinggi, kinerja baik pada suhu tinggi, dan umur panjang. 

Baterai li-ion juga terdiri dari berbagai komponen. Komponen internal ini membantu membentuk fitur dan karakteristik dari li-ion. Li-ion memiliki 4 komponen utama, yaitu Katoda, Anoda, Elektrolit, dan Pembatas. 

Sebagian komponen baterai mobil listrik li-ion dapat didaur ulang, tapi biaya pemulihan materialnya cukup mahal. Meskipun demikian, saat ini sebagian besar mobil listrik menggunakan baterai li-ion.

 

2. Nickel-metal Hydride (NiMH)

Baterai nickel-metal hydride rutin digunakan dalam peralatan komputer dan medis. Jenis baterai ini menawarkan kapabilitas energi dan daya yang cukup baik. 

Baterai NiMH menggunakan hidrogen sebagai media penyimpanan energi. Terdapat tambahan nikel dan logam lain (seperti titanium) untuk mengontrol aliran ion hidrogen.

Baterai EV NiMH lebih umum digunakan dalam kendaraan listrik hybrid (HEV). Jenis baterai ini tidak mendapat sumber daya eksternal. Untuk pengisian ulangnya tergantung pada pergerakan roda, kecepatan mesin, dan pengereman regeneratif.

Baterai nickel-metal hydride memiliki siklus hidup yang jauh lebih panjang daripada baterai lainnya. Selain itu, komponennya juga aman dan lebih mudah didaur ulang karena mengandung sedikit bahan beracun bagi lingkungan.

Baterai ini telah banyak digunakan. Namun, tantangan utama penggunaannya yaitu baterai nickel-metal hydride memiliki biaya tinggi. Selain itu, juga tingkat kendur yang tinggi, menghasilkan panas suhu tinggi, dan pengendalian kehilangan hidrogen.

Kekurangan-kekurangan tersebut membuat NiMH kurang efektif sebagai baterai untuk mobil listrik yang memerlukan pengisian dari luar sistem. Oleh karena itu, baterai jenis ini lebih sering kita temui pada mobil hybrid.

 

3. Lead-acid (SLA)

Ada juga mobil listrik yang mengandalkan baterai jenis lead-acid (SLA). Baterai lead-acid untuk mobil listrik termasuk kategori baterai isi ulang yang sudah eksis sejak lama.

Kalau kamu lihat dari segi bentuk dan ukuran, baterai SLA kurang bisa bersaing dengan kapasitas dan bobot yang lebih ringan dari baterai lainnya. Namun, kalau bicara soal harga, jenis baterai ini jelas lebih ramah kantong.

Baterai lead-acid memiliki daya tinggi, ekonomis, aman, dapat didaur ulang, dan andal. Namun, energi spesifik yang rendah, kinerja buruk pada suhu rendah, serta jangka waktu dan masa pakai yang pendek menghambat penggunaannya. 

Baterai lead-acid berkekuatan tinggi sedang dikembangkan. Hanya saja, baterai ini hanya digunakan dalam kendaraan berpenggerak listrik yang tersedia secara komersial untuk beban tambahan. 

 

4. Ultracapacitor

Ultracapacitor menyimpan energi di antarmuka antara elektroda dan elektrolit saat ada tegangan. Kapasitas penyimpanan energi meningkat seiring peningkatan luas permukaan elektroda-elektrolit. 

Meskipun ultracapacitor memiliki energi densitas rendah, baterai ini memiliki densitas daya yang sangat tinggi. Artinya, jenis baterai EV ini dapat memberikan jumlah daya yang tinggi dalam waktu singkat. 

Ultracapacitor juga bisa memberikan daya tambahan pada kendaraan saat berakselerasi dan mendaki bukit. Fungsi lainnya yaitu membantu mendaur ulang energi pengereman. 

Baterai ultracapacitor bisa berguna sebagai perangkat penyimpanan energi sekunder dalam kendaraan bermesin listrik. Hal ini karena ultracapacitor membantu baterai elektrokimia menjaga daya keluar yang stabil.

 

5. Solid-State

Baterai solid-state membuat elektrolit cair yang ada di baterai lithium-ion jadi hilang. Nah, penggantinya pakai elektrolit padat berupa gelas, keramik, atau bahan lain. Meski bentuknya seperti li-ion, tapi tanpa cairan, jadi bisa lebih rapat. 

Ketika pakai elektrolit padat, baterai ini bisa lebih hemat tempat karena jejaknya lebih kecil daripada cairan tradisional. Baterai solid-state ini punya ekspektasi tinggi untuk menambah performa mobil listrik.

Dengan kapasitas yang sama, baterai solid-state punya kapasitas dua hingga 10 kali lipat lebih besar. Alhasil, banyak yang berharap baterai ini akan menjadi pilihan baterai untuk mobil listrik ke depannya.

 

6. Baterai Nickel Cadmium (Ni-Cd)

Baterai ini punya kelebihan. Misalnya berupa penyimpanan energi yang besar dan umur pakai sekitar 500-1.000 kali pengisian daya. Hanya saja, baterai ini cukup berat dan bisa mengalami penurunan kinerja juga.

Biasanya, penurunan performa baterai ini sering terjadi ketika sudah lewat beberapa putaran pengosongan. Meski dulu sempat digunakan untuk kendaraan listrik pada era 90-an, sekarang Ni-Cd dilarang karena kandungan bahan beracunnya, yakni kadmium.

Itulah sejumlah jenis baterai pada mobil listrik. Pemilihan jenis baterai akan berpengaruh terhadap performa mobil listrik. Pilihlah baterai dengan kapasitas penyimpanan energi yang besar seperti pada seri mobil EV dari MG Motor Indonesia:

Image: MG 4 EV, New MG ZS EV, MG Maxus 9 EV, New MG ES EV

 

Daya Tahan Baterai Mobil Listrik

Daya tahan pada mobil listrik bisa berbeda tergantung jenis baterai dan pengaturan kendaraannya. Secara umum, baterai pada mobil listrik bisa bertahan sekitar 200 ribu kilometer atau sekitar 10-15 tahun.

Umur baterai listrik juga tergantung tipe baterai yang kamu pakai. Baterai dengan penggunaan terbanyak yaitu baterai lithium-ion. Baterai ini mengalami siklus pengosongan saat dipakai dan diisi daya saat terhubung ke stasiun pengisian daya.

Daya tahan mobil listrik juga dipengaruhi oleh suhu. Suhu ekstrem, baik terlalu rendah maupun terlalu tinggi, dapat mempercepat penuaan baterai. Suhu yang terlalu tinggi dapat mempersingkat masa pakai baterai mobil listrik.

Baterai pada mobil listrik biasanya dapat diisi ulang sekitar 1.000 kali pengisian daya penuh. Meskipun begitu, setiap tahun usia baterai cenderung berkurang.

Baterai yang sudah mencapai 1.000 kali pengisian biasanya mengalami penurunan kinerja sekitar 40% dan tidak lagi optimal. Beruntungnya, beberapa produsen menawarkan jaminan penggantian baterai secara gratis.

MG Motor Indonesia menetapkan standar tinggi untuk memastikan kinerja dan daya tahan baterai mobil listrik yang optimal. Kami menghadirkan teknologi terkini untuk menjamin pengalaman berkendara yang andal dan efisien.

Siap merasakan kecanggihan dan performa dari mobil listrik MG Motor? Tunggu apalagi? Yuk, jadwalkan test drive sekarang!

More News